Minggu, 05 Februari 2012

Lebaran Beda Tapi Tetap Satu Jua


by Rezarion Ardiansyah on Tuesday, 30 August 2011 at 21:11


Assalamu'alaykum Wr. Wb;

Sebagai Pembelajaran Saja

Emm.. begini.. Dalam masalah Ru'yah kita tidak dianjurkan mengikuti negara lain yang Mathla' / tempat terbitnya matahari berbeda dengan negara kita. Adapun perbedaan jam tidak berpengaruh terhadab Ru'yatul Hilal, jadi tetap saja dikembalikan kepada Ru'yah Hilal secara langsung., Akan tetapi Ru'yah juga tetap mengacu pada Ilmu Hisab dan Ilmu Falak, sedangkan menurut kedua ilmu tersebut Hilal Syawal jatuh pada titik kurang dari 2 derajat, sedangkan syarat Hilal bisa dilihat secara kasat mata adalah minmal 2 derajat. Berarti secara kajian Ilmu Fiqih apabla Hilal brada di titik kurang dari 2 derajat maka Hari Raya diundur 1 hari berikutnya yaitu hari Rabu (31-8-2011). Begitulah ringkasan penjelasnnya. Sedangkan Muhammadiyah hanya memandang yang penting wujudnya Hilal bukan Ru'yah, makanya mereka berani menetapkan tanggal 1 Syawal sebelum waktunya.

Seingat Kakak Saya (Ferry Irawan), Ibnu Katsir pernah menceritakan di dalam "Al-Bidayah wa An-Nihayah"; bahwa pada masa Ibnul Jauzi kaum muslimin di Baghdad pernah berpuasa 31 hari karena hilal 1 Syawwal memang tidak terlihat pada waktu itu.

Hisab memang bukan dasar untuk menetapkan (itsbat), tetapi bisa menjadi dasar untuk menegasikan (nafyu)
 http://rukyatulhilal.org/visibilitas/latest.html

Bohong Hilal Terlihat di Jepara - SUARA MERDEKA CYBERNEWS
suaramerdeka.com
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/08/29/94991/Bohong-Hilal-Terlihat-di-Jepara

Anggap saja posting yg ada sbg sarana pembelajaran, yg bisa bermanfaat utk masa mendatang. pd dasarnya syariat itu tdk mengabaikan realitas kauni. bhw bumi itu bulat, misalnya, kalau dicari dalil tekstualnya jg blm tentu ketemu, tapi kenyataan ini tdk bisa diabaikan. bahkan hisab dijadikan pertimbangan pd istinbath hukum fikih pd kasus lain, misalnya menentukan kpn waktu shalat bg orang yg tinggal di daerah kutub. 2 derajat itu hasil ijtihad, yg dasarnya adl pengamatan empirik yg bukan hny sehari-dua hari tapi berabad-abad. ini saja syarat imkanur ru'yah yg paling ringan. yg lain malah mensyaratkan sampai 7 derajat. silakan jk ada yg bisa membuktikan--dgn bukti yg bisa dirujuk dan dipertanggung-jawabkan--kalau di bwh 2 derajat bisa dilihat. mudah2an bukan krn tdk bisa membedakan hilal akhir bulan, hilal konjungsi, dan hilal bulan baru; atau krn tdk tahu bedanya hilal dgn fenomena langit lain yg mirip. wallahu a'lam.

mav telad.. oiya baru inged.. kmren" pas ktemu kk ane.. itu bisa lebaran Selasa ama Rabu, kalo Selasa itu bkn dg dasar sudah terlihat hilal brp pun derajatnya, tpi yg benar itu berdasarkan melihat Wilayatul Hikmal dilihat secara 1 dunia, jdi bkn indonesia aja.. spt mantan ktua DPR Hidayat Nur Wahid, ngikud Selasa bkn ngikut Muhammadiyah, tpi berdasarkan itu tdi.. bgtu.. hhe.. kalo Rabu ya dasarnya Wilayatul Hikmal Indonesia.. Wallahualam bishawab..

WALAUPUN BEDA, TAPI  TETAP HARGAI PERDAPAT ORANG LAIN, DAN TETAP BERSATU

*Sebagian Saya Copas dari Kakak Saya (Ferry Irawan)
Jazakumullah khoiron

Wassalamu'alaykum Wr. Wb.



0 komentar:

Posting Komentar

Blogger yg baik selalu meninggalkan jejak..
Komentar maksudnya -___-